Top
Kamis, 10 April 2025 | Edukasi

Di sekolah, khususnya di PAUD atau SD sosok guru adalah sosok yang paling menjadi sorotan bagi siswa. Siswa bisa menganggap guru sebagai pemberi ilmu, teladan, sahabat, idola, dan lainnya. Guru memiliki kekuatan dalam mengubah siswa ketika mereka berada di sekolah. Dampak perkataan guru terhadap mental siswa Haim G. Ginott, seorang psikolog dan pendidik, mengungkapkan: "Saya telah menyimpulkan bahwa pentingnya kata-kata yang diucapkan guru kepada siswa tidak dapat diremehkan. Kata-kata dapat membawa kehancuran atau penyembuhan. Kata-kata dapat menghancurkan semangat atau membangkitkannya." Guru memiliki “power” untuk mengubah siswa, dari segi keterampilan, kecerdasan, dan dan karakternya. Itulah mengapa guru perlu berhati-hati dalam berkata-kata. Karena kata-kata yang diucapkan guru kepada siswa, baik secara akumulatif, apalagi kata-kata yang langsung merujuk pada seorang siswa, bisa membawa dampak yang besar bagi mental siswa. Haim G. Ginott menyebut bahwa kata-kata guru bisa “membawa kehancuran” atau “penyembuhan”, “menghancurkan semangat: atau “membangkitkannya”. Baca juga: Menanamkan 22 KEBIASAAN POSITIF pada Anak 1-2 TAHUN dengan Cara Menyenangkan Label negatif dari guru dan dampaknya bagi siswa Memberikan label negatif kepada seorang siswa juga bisa membawa dampak negatif bagi perkembangan mental siswa tersebut. Misalnya, saat seorang guru memberikan label “susah diatur” kepada seorang siswa. Berikut ini beberapa dampak negatifnya: Menumbuhkan bibit bullying: Teman-teman sekelas berpeluang untuk menyebut atau memperlakukan siswa tersebut sesuai dengan label negatif yang diberikan gurunya. Siswa lain bisa ikut mengucilkan atau mengejek siswa tersebut. Menurunkan kepercayaan diri: Siswa selalu merasa atau berpikir bahwa label gurunya adalah benar dan sulit diubah. Ia juga mungkin berpikir bahwa gurunya bisa membantunya agar bisa membuktikan bahwa label negatif tersebut bisa hilang. Namun, bila guru mengulang-ulang label negatif tersebut, siswa bisa tersugesti bahwa ia akan sulit berubah. Hal ini bisa berdampak pada menurunnya kepercayaan diri siswa tersebut. Efek Pygmalion (Self-Fulfilling Prophecy): James Rhem, menyatakan: "If a teacher believes a student can't achieve much, isn't very bright, they may tend to teach simpler things and create an atmosphere of failure." Keyakinan negatif guru terhadap kemampuan siswa, dapat menciptakan lingkungan yang kurang mendukung perkembangan siswa ke arah positif. Siswa bisa mengalami penurunan motivasi dalam mencapai hal yang positif lainnya. Padahal, ada banyak potensi, keterampilan, dan karakter siswa yang bisa dikembangkan. Satu kesalahan yang seorang siswa lakukan dan label yang disematkan oleh seorang guru karena kesalahan tersebut, bisa menurunkan semangat siswa dalam mencapai hal positif lainnya. Merusak hubungan baik guru dan siswa: Siswa yang mendapatkan label negatif cenderung akan menghindari dan bersikap lebih tertutup. Terkadang siswa menjadi kurang respek terhadap guru tersebut. Tentu saja, hal ini bisa berdampak negatif pada prestasi akademis siswa. Menghambat pertumbuhan sosio-emosional siswa: Siswa bisa tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri, serta kurang percaya diri. Apalagi, saat siswa lain mulai meremehkan, baik secara verbal maupun secara non verbal / perilaku (memandang secara sinis atau menertawakan). Baca juga: Inilah 7 Tips agar Anak Bisa Selalu Berpikir Positif Merespon perilaku negatif siswa secara positif dan bijaksana Jasper Fox, Sr. seorang pendidik, mengatakan: "Putting your students' emotional needs first is important because without feeling safe and understood, no instructional strategy will be effective." Kutipan di atas akan menjadi dasar dari langkah positif dan bijaksana yang perlu diambil oleh guru. Berikut ini adalah beberapa langkah tersebut: Terapkan pendekatan positifAjak siswa yang berperilaku negatif berbicara empat mata. Pahami karakter dan kebutuhannya. Setelah, itu berfokuslah memberikan nasihat dengan berfokus pada perilaku negatif yang siswa lakukan. Mungkin siswa akan melakukan kesalahan yang sama. Jangan lelah untuk terus mengingatkan tanpa ada embel-embel label negatif. Hindari hukumanJadikan konsekuensi edukatif sebagai hal yang perlu ia lakukan saat siswa membuat kesalahan (terutama yang dilakukan berulang-ulang). Misalnya dengan meminta siswa untuk berdiskusi empat mata atau mengajak siswa membuat surat kesepakatan untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama. Mengalihkan perhatianSaat Anda dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikan persoalan atau memberikan nasihat saat itu juga, Anda bisa mengalihkan perhatian siswa. Selanjutnya, Anda bisa mengajak siswa mendiskusikan bersama tentang kesalahan yang dilakukan dalam lingkup kelas (tanpa menunjuk si “A” yang berbuat salah). Anda bisa mengajak siswa berdiskusi, dengan mengatakan, “Tadi saya melihat ada beberapa siswa yang sibuk bermain sendiri saat guru menjelaskan”. Jadilah teladanJaga kata-kata dan perilaku Anda sebagai guru. Hal ini akan berdampak besar bagi cara siswa berkata-kata dan berperilaku dalam keseharian di sekolah. Berikan motivasi, apresiasi, dan inspirasiSeorang guru harus yakin bahwa setiap hari siswa akan berkembang menjadi lebih baik. Temukan perkembangan positif dari setiap siswa, bukan hanya menilai berdasar kesalahan yang dibuat siswa. Berikan apresiasi dan motivasi agar tetap semangat belajar dan berubah menjadi lebih baik.Sedangkan inspirasi bisa diberikan dengan menceritakan perkembangan positif siswa, atau memberikan inspirasi lewat dongeng / video cerita animasi (khususnya tentang cara mengatasi masalah dan memperbaiki kesalahan). . Pentingnya kerja sama dengan orang tuaAjak orang tua berdiskusi. Saat berdiskusi, pastikan Anda siap dengan perkembangan positif siswa dan baru kemudian menceritakan hal-hal yang masih perlu dikembangkan agar menjadi lebih baik. Pastikan perbanyak kata-kata positif selama berdiskusi dengan orang tua. Baca juga: Sikap Bijak Orang Tua Saat Anak Berbuat Salah "I've come to the frightening conclusion that I am the decisive element in the classroom... As a teacher, I possess a tremendous power to make a child's life miserable or joyous." - Haim G. Ginott, psikolog dan pendidik Guru PAUD & SD sahabat Educa, apakah kita ingin membuat hari-hari siswa penuh kegembiraan? Atau kesedihan? Semua kembali pada diri kita. Mari jadikan sekolah sebagai lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi semua siswa agar dapat tumbuh menjadi lebih baik dengan kata-kata positif, apresiatif, dan motivatif. Media Pembangun Karakter si Kecil: Cerita Anak Interaktif - RIRI   Sumber referensi: Ginott, Haim G. (1972). Teacher and child: A book for parents and teachers [1] Rhem. James. (2017). Pygmalion in the classroom [2] Fox, Sr. Jasper. (2023). Connection precedes learning and self regulation [3] Ginott, Haim G. (1972). Teacher and child: a book for parents and teachers [4]

Selasa, 24 Desember 2024 | Edukasi

Penerimaan rapor si kecil menjadi momen istimewa bagi semua ayah bunda, demi memahami perkembangan anak selama satu semester terakhir. Namun, ayah bunda perlu memahami bahwa hasil rapor bukanlah akhir dari perjalanan belajar si kecil. Karenanya, ayah bunda perlu bersikap bijak dalam menyikapi hasil laporan perkembangan anak dan aneka input yang diberikan guru saat penerimaan rapor. Inilah sikap bijak yang perlu diterapkan ayah bunda agar si kecil makin tumbuh optimal. Baca juga: Tumbuhkan Ikatan Batin yang Erat antara Anak dengan Orang Tua bersama Riri Cerita Anak Interaktif 1. Bersikap terbuka dan berpikir positif Ayah bunda tidak perlu bersikap defensif. Jadilah pendengar yang baik, tetaplah bersikap terbuka dan berpikir positif. Segala masukan dari guru, pasti demi perkembangan positif si kecil. 2. Menyadari keunikan si kecil Ayah bunda dipersilakan untuk membandingkan diri si kecil dengan dirinya sendiri, bukan dengan anak lain. Karena tiap anak unik, dan memiliki kelebihan juga kelemahannya masing-masing. Bila ingin membandingkan, bandingkanlah perkembangan si kecil sekarang dengan beberapa waktu yang lalu. 3. Menghargai perkembangan positif si kecil Meski hanya perkembangan yang kecil, ayah bunda tetap perlu mengapresiasi anak. Misal dengan memberi hadiah atau pujian yang tulus. Hargailah setiap proses yang dilalui si kecil selama mengikuti pembelajaran di sekolah, meski itu adalah hal yang sederhana. Baca juga: 15 Manfaat Bermain Musik bagi Perkembangan Anak 4. Aktif bertanya untuk memperluas pengetahuan Ayah bunda perlu aktif bertanya jika memang ada hal-hal yang belum dipahami, terutama seputar aspek perkembangan si kecil, dan cara mengembangkannya di rumah. 5. Ajak si kecil berdiskusi Dalam suasana yang santai dan tenang, ajak si kecil mendiskusikan hal-hal yang perlu ditingkatkan. Yakinkan mereka bahwa ayah bunda siap mendukung, agar mereka menjadi anak yang hebat dan semangat dalam menghadapi tantangan. 6. Menjaga mental si kecil Mental anak masih sangat sensitif. Untuk itu, dibutuhkan dukungan yang kuat. Sebaliknya, kata-kata negatif dapat melemahkannya. Pastikan tiap perkataan dan masukan yang diberikan kepada si kecil bisa membuat mereka tetap bersemangat. Baca juga: Si Kecil Mudah Grogi? Inilah 6 Cara Sederhana Membangun Mentalnya Jadi Pemberani 7. Jalin komunikasi yang lebih baik dengan guru Di sekolah, si kecil menjalani aneka kegiatan edukatif bersama guru. Agar mereka bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari di rumah, ayah bunda perlu menjalin komunikasi yang lebih baik dengan guru, demi mendapat lebih banyak masukan positif. Baca juga: Kiat Membangun Komunikasi Efektif Guru dan Orang Tua 8. Melakukan refleksi di rumah Apakah ayah bunda sudah memberi cukup waktu untuk si kecil? Apakah ayah bunda pernah membuat kesalahan saat mendidiknya? Ayah bunda bisa merefleksikan diri tentang pola asuh itu. Bila ada hal-hal yang perlu diperbaiki, perbaikilah di masa depan. 9. Ciptakan lingkungan belajar yang semakin kondusif Ruang belajar yang tenang, media belajar yang memadai, dan sarana belajar yang menarik perlu diberikan kepada si kecil. Pastikan ayah bunda melakukan beberapa perubahan pada lingkungan belajar, agar mereka tidak merasa bosan. 10. Jangan hanya berfokus pada nilai akademis Ada 3 aspek besar yang bisa dikembangkan, yaitu kecerdasan akademis, sosio-emosional, dan keterampilannya. Pastikan ayah bunda juga memperhatikan perkembangan sosio-emosional juga keterampilan mereka. Sejatinya, hal terpenting dalam pembelajaran yang dijalani si kecil bukanlah hasil akhir, melainkan proses yang dijalani. Dalam menjalani proses tersebut, anak telah mengalami banyak perkembangan yang tidak bisa disebutkan satu per satu dalam beberapa lembar kertas. Dengan bersikap bijak dan dukungan yang maksimal dari ayah bunda, si kecil akan makin termotivasi untuk berkembang dan percaya diri. Jadikan masukan dari guru sebagai panduan dalam membentuk karakter, keterampilan, dan kecerdasan si kecil menjadi semakin optimal di kemudian hari. MARBEL Pelajaran TK dan PAUD: Aplikasi Koleksi Gims Edukatif yang Efektif Mengembangkan Aneka Keterampilan Sumber Referensi: 1.  Faacademy.org. 2024. Report card time how to discuss your childs grades effectively [1] 2. Teachervision.com. 2024. Report cards advice suggested comments report cards advice for-parents [2]

Kamis, 21 November 2024 | Edukasi

Dalam kehidupan manusia, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masuk dalam fase golden age, di mana pertumbuhan dan perkembangan anak harus mendapat perhatian penuh. Karena tidak dapat dimungkiri, fase golden age atau usia emas anak, akan berpengaruh pada proses pengembangan karakter dan kepribadian anak di masa mendatang. Sayangnya, belum semua orang tua memahami peran penting pendidikan anak usia dini bagi anak. Akibatnya, ketika dewasa, anak menjadi kurang percaya diri, sulit mengatur emosi, murung atau tidak bahagia, bahkan berpeluang untuk terjerumus dalam perilaku menyimpang. Lantas, bagaimana cara mendukung perkembangan anak usia dini, agar anak dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih positif dan terampil? Baca juga: Tips Mengembangkan Kebiasaan Membaca Anak bersama Riri Cerita Anak Interaktif Cara mendukung perkembangan anak usia dini Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)? Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang dilakukan kepada anak, sejak dilahirkan hingga berusia enam tahun, sesuai rancangan pendidikan yang telah ditetapkan. Bisa juga diartikan bahwa pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum tahapan pendidikan dasar, yang ditujukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani juga rohani anak. Ada enam hal yang menjadi fokus utama pengembangan dalam PAUD, mencakup agama dan moral, fisik dan motorik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional, serta seni. Baca juga: Buat Pembelajaran yang Menyenangkan untuk Anak Usia Dini bersama Riri Cerita Anak Interaktif Dalam masa golden age anak, perkembangan pendidikan anak usia dini yang sehat, terjadi melalui: Percakapan yang bersifat timbal balik Proses pembelajaran dan permainan yang bersifat multisensori atau melibatkan seluruh pancaindra Lingkungan sekitar yang mendukung Pengalaman yang kaya dan menyenangkan. Guna mendukung proses perkembangan anak usia dini yang sehat, diperlukan beberapa cara atau upaya. Salah satunya, mengajak anak bermain dan belajar di luar ruangan. Orang tua dan guru bisa meminta anak mengeksplorasi hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, anak merasa terpacu untuk menghadapi tantangan, belajar mengelola risiko secara mandiri, juga berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas fisik yang menyenangkan dan menyehatkan. Berikut cara mendukung perkembangan pendidikan anak usia dini lainnya, yang bisa dilakukan secara rutin atau terus-menerus: Mendorong eksplorasi dan rasa ingin tahu anak Memberi dukungan emosional secara penuh untuk anak Berkolaborasi dengan tenaga pendidik untuk menggali potensi anak Ajak anak untuk terlibat dalam aktivitas bersama yang menyenangkan dan mengedukasi. Baca juga: Bersama Riri Cerita Anak Interaktif, Kembangkan Imajinasi Anak Agar perkembangan pendidikan anak usia dini makin optimal, orang tua juga bisa memberi stimulasi yang tepat, lewat aktivitas kreatif, buku cerita, hingga permainan edukasi yang interaktif dan menyenangkan. Melihat bahwa pendidikan anak usia dini memang sangat penting, Educa Studio menghadirkan Riri Cerita Anak Interaktif, yang bisa dijadikan sahabat atau teman anak dalam bertumbuh dan berkembang. Riri adalah kumpulan cerita anak yang di dalamnya memuat kisah fabel, cerita rakyat, dongeng, kisah misteri, hingga cerita berbasis pendidikan karakter. Sehingga sangat cocok untuk anak usia dini yang sedang bertumbuh dan berkembang. Bersama Riri, orang tua dan tenaga pendidik bisa mendukung perkembangan pendidikan anak usia dini. Karena selain visualnya yang menarik, semua cerita dalam Riri juga memiliki pesan moral dan nilai positif yang bisa diambil. Ayo ayah bunda, dukung perkembangan pendidikan anak usia dini dengan Riri Cerita Anak Interaktif, yang bisa diunduh secara gratis di Google Play Store atau iOS! Baca juga: Kenalkan Budaya Indonesia kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif Sumber referensi: Liputan6.com. 5 Tips Memaksimalkan Perkembangan Anak sejak Usia Dini, Bisa Ditiru. (2024). Tanggal akses 21 November 2024. Siln-riyadh.kemdikbud.go.id. Pendidikan Anak Usia Dini. (2024). Tanggal akses 21 November 2024. Suryana, Dadan. Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik Pembelajaran. (2021). Jakarta: Kencana. Teachearlyyears.com. Early Years Development - How to Support Children. (2024). Tanggal akses 21 November 2024.